Kamis, 16 Juni 2016

ISD Seminar Teknik industri " Total Productive Maintenance (TPM) Penerapan TPM dalam meningkatkan kuantitas produk dan efisiensi produksi"

NAMA  : SHIDIQ CATUR SAPUTRA
NPM       : 36415537
KELAS     : 1ID08
MATKUL: ILMU SOSIAL DASAR

TUGAS  : LAPORAN HASIL DARI SEMINAR


Total Productive Maintenance (TPM)
Penerapan TPM Dalam Meningkatkan Kuantitas produk dan Efisiensi Produksi

Seminar Total Productive Maintenance (TPM) : Penerapan TPM dalam meningkatkan kuantitas produk dan efisiensi produksi yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Indutri Universitas Gunadarma pada Tanggal 2 APRIL 2016 Di Auditorium Kampus J1,Lt.6 Ruang 7 Univeritas Gunadarma,Kalimalang pada Pukul 13:00 – 16:00 .Dalam Seminar tersebut ada dua pembicara atau narasumber utamanya yaitu : selaku narasumber 1 Bapak ANDRIE WIBOWO  “Leader Pilar Education Training PT Indopoly Swakarsa Industry “  dan Nrasumber 2 Bapak RUDY NOVISYAL “Promotor TPM PT Kalbe Farma “  Seminar ini diikuti oleh sekitar 250 Mahasiswa Teknik Industri Universitas Gunadarma dari berbagai region.
Seminar TPM ini bertujuan untuk dapat mengetahui pemahaman Total Productive Maintenance, dapat mengetahui bagaimana cara-cara untuk melakukan pemeliharaan mesin dan peralatan produksi, dapat mengetahui Six Big Losses, serta dapat mengetahui penerapan TPM didalam Industri.
Seminar TPM dibuka oleh MC, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”, setelah itu dilanjutkan dengan penyambutan peserta yang dilakukan oleh pewakilan jurusan yaitu Ibu Nurjannah, ST., MT., yang juga merangkap sebagai moderator seminar TPM, kemudian sambutan dilanjutkan oleh Valentinus Donna selaku ketua pelaksana, lalu sambutan dilanjutkan kembali oleh ketua HMTI-UG yaitu Feby Dwika Ramdhan. Ketiga sambutan yang telah disampaikan dirasa cukup membakar semangat peserta, hal ini terlihat dari antusias peserta ketika melakukan “Salam Industri” yang dipimpin oleh ketua HMTI-UG di akhir sambutannya.





           Total Productive Maintenance (TPM) hubungan kerjasama yang erat antara perawatan dan organisasi produksi secara menyeluruh bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi, mengurangi weast, mengurangi biaya produksi, meningkatkan kemampuan peralatan dan pengembangan dari keseluruhan sistem perawatan pada perusahaan manufaktur


TPM merupakan pencapaian efisiensi pemeliharaan mandiri melalui satu sistem yang lengkap berdasarkan keikut sertaan seluruh karyawan. Selain itu, TPM gabungan dari beberapa ilmu tingkah laku (manusia dan mesin), rekayasa sistem, ekologi (perubahan mesin), dan logistik.


TPM dirancang untuk mencegah terjadinya suatu kerugian karena terhentinya aktivitas produksi, yang disebabkan oleh kegagalan fungsi dari suatu peralatan (mesin) , kerugian yang disebabkan oleh hilangnya kecepatan produksi mesin yang diakibatkan oleh kegagalan fungsi suatu komponen tertentu dari suatu mesin produksi ,dan kerugian karena cacat yang disebabkan oleh kegagalan fungsi komponen atau mesin produksi. Jadi dapat di simpulkan secara sederhana bahwa tujuannya diaplikasikannya TPM adalah untuk mengoptimalkan efisiensi sistem produksi secara keseluruhan melalui aktivitas pemeliharaan dan perbaikan secara terorganisir.


Pada dasarnya, masalah pemeliharaan dan perbaikan sudah timbul sejak pemilihan instalasi atau peralatan. Hal ini disebabkan karena suatu sistem pemeliharaan dan perbaikan hanya dapat dilakukan dengan baik dan benar jika sekurang-kurangnya telah dipahami prinsip kerja dan karakteristik instalasi, konstruksi dan filsafat perancangannya, bahan dan energi yang digunakan, serta jumlah dan kualifikasi operator dan teknisi yang menanganinya. Dimana system pemeliharaan dan perbaikan meliputi semua usaha untuk menjamin agar instalasi senantiasa dapat berfungsi dengan baik, efisien dan ekonomis, sesuai dengan spesifikasi dan kemampuannya. Sementara disisi lain hal yang perlu diperhatikan bahwa biaya pemeliharaan dan perbaikan haruslah dapat ditekan seminimal mungkin


SASARAN TPM




Tujuan Total Productive Maintenance:
1.Bertujuan untuk mencapai mencapai zero defect, zero breakdown, dan zero accident.
2.Mengkolaborasikan dan melibatkan seluruh operator , maintenance staff, dan production engineering staff yang terkait dalam pertanggungjawaban permesinan , serta seluruh karyawan pada umumnya.
3. Fokus pada pengurangan defect dan self maintenance.
4. Menuntut operator untuk dapat mengatasi kerusakan ringan yang terjadi pada mesin sehingga tidak terjadi kerusakan mesin kronis.

Pilar-pilar TPM

Ahuja dan Kahamba (2008) berpendapat bahwa TPM akan memberikan jalan untuk memperoleh kesempurnaan dalam hal perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengawasan (monitoring), dan pengaturan (controlling) melalui metode delapan pilar yang terdiri dari pemeliharaan mandiri (autonomous maintenance), perbaikan yang focus (focused Improvement), pemeliharaan terencana (planned maintenance), pemeliharaan yang berkualitas (quality maintenance), pendidikan dan pelatihan (education and training), manajemen pengembangan (development management), keselamatan, kesehatan, dan lingkungan (safety, health, and environment), dan TPM office (office TPM). Pilar-pilar tersebut adalah seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini.







Dalam pilar-pilar tersebut diatas dapat dijelaskan secara singkat maksud dan pengertian dari masing-masing item yang terkandung didalam table atau gambar tersebut.
1.      Autonomous Maintenance atau dalam bahasa jepang Jishu Hosen  adalah pemeliharaan yang independent yang artinya pekerjaan maintenance yang biasanya dilakukan oleh bagian maintenance dapat dialihkan ke bagian produksi dan harus sesuai dengan kapasitasnya sebagai supporting maintenance, yang bertujuan meningkatkan kemampuan operator dalam merawat peralatan dan terlibat dalam proses perbaikan yang terkait dengan spek produksi dengan perbaikan pada operasi dan manajemen peralatan yang termasuk dalam lingkup gerakan 5S. 5S yaitu:
a.       Seiri (clearing up): Menyingkirkan benda-benda yang tidak diperlukan.
b.      Seiton (organazing): Menempatkan benda-benda yang diperlukan dengan rapi.
c.       Seiso (cleaning): Membersikan peralatan dan tempat kerja.
d.      Seikatsu(standarizing): Membuat standar kebersihan, pelumasan dan inspeksi.
e.       Shitsuke (training and discipline)Meningkatkan skill dan moral.
2.      Focused equipment and proses improvement (Kobetsu Kaizen) adalah perbaikan secara terus menerus atau berkesinambungan dalam tiap aspek penting department yang menjalankan yang bertujuan untuk meminimalisir berbagai kerugian atau losses untuk mendapatkan hasil efektifitas yang lebih baik dalam bentuk OEE, baik dengan perbaikan metode kerja ataupun standar proses dan mesin.
3.      Planned Maintenance bertujuan untuk mengontrol kerusakan dari peralatan produksi setelah jam kerja produksi yang cukup lama sebelum terjadinya kerusakan yang lebih parah yang dasar pelaksanannya dengan menggunakan history atau pengalaman-penagalaman sebelumnya.
4.      Quality Maintenance adalah sistem pengaturan terhadap kualitas yang bertujuan untuk memiliki pengetahuan dan standar untuk membuat produk yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, sehingga penyimpanagan kualitas dalam proses dapat segera untuk diperbaiki dengan mengaitkan faktor-faktor dalam proses seperti 4 M yaitu Manusia, Mesin, metode, dan Material.
5.      Education and training adalah suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan skill atau kemampuan dari setiap personil terhadap suatu bidang kerjanya. Salah satu bentuk training adalah training 5S, pengoperasian mesin baru, dan teknik perawatan yang baik dan program training lainnya.
6.      Development management adalah yang berkaitan dengan pengembangan mesin untuk efektifitas yang tinggi serta proses cepat untuk pengembangan produk baru.
7.      Safety, Health, and Environment terkait dengan masalah kesehatan, keselamtan, dan kenyamanan lingkungan dalam bekerja dalam hal pemakaian alat pelindung kerja dan penerapan tanda-tanda yang menunjukkan area atau proses yang berbahaya yang beresiko untuk mencapai zero accident.
8.      Office TPM adalah terkait dengan peran administrasi dalam pengumpulan dan penyajian data yang diperlukan tiap departemen untuk pengambilan keputusan lebih lanjut, serta kantor yang berorientasi untuk dukungan ang sangat baik serat meningkatkan efisiensi jam kerja operator.

Efisiensi adalah ukuran yang menunjukkan bagaimana sebaiknya sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output.  Efisiensi merupakan karakteristik proses mengukur performansi aktual dari sumber daya relatif  terhadap standar yang ditetapkan Sedangkan efektivitas merupakan karakteristik lain dari proses mengukur derajat pencapaian output dari sistem produksi. Efektivitas diukur dari aktual output rasio terhadap output direncanakan. Dalam era persaingan bebas saat ini pengukuran sistem produksi yang hanya mengacu pada kuantitas  output semata akan dapat menyesatkan karena pengukuran ini tidak memperhatikan karakteristik utama dari proses yaitu: kapasitas, efisiensi dan efektivitas.Menggunakan mesin/peralatan seefisien mungkin artinya adalah memaksimalkan fungsi dari kinerja mesin/peralatan produksi dengan tepat guna dan berdaya guna. Untuk dapat meningkatkan produktivitas mesin/peralatan yang digunakan maka perlu dilakukan analisis produktivitas dan efisiensi mesin/peralatan.
! Enam kerugian besar akibat downtime (Six Big Losses)
ü  Kerugian karena mesin berhenti
1.      Kerusakan peralatan : diakibatkan oleh kerusakan yang tidak terduga
2.      Setup dan penyesuaian.
ü  Kerugian karena memperlambat produksi.
3.      Berhenti sebentar atau tiba-tiba berhenti
4.      Pengurangan kecepatan (Reduce Speed). Kerugian karena kecepatan mesin lambat.
ü  Kerugian karena produksi menghasilkan produk rusak.
5.      Cacat dalam proses (Deffect in process)
6.      Berkurangnya hasil produksi (Reduce yield). Kerugian antara saat produk dimulai hingga produksi berlangsung lancer/stabil.
! faktor terjadinya penyimpangan kualitas hasil kerja maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 faktor penyebab utama signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu:
  1. Manusia (Man)
  2. Metode Keja (Work Method)
  3. Mesin (Machine)
  4. Bahan Baku (Raw Material)
  5. Lingkungan Kerja (Work Enviroment)



REFERENSI :
1. http://www.academia.edu/6872786/Total_Productive_Maintenance 
2. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11947/1/10E00402.pdf 



SERTIFIKAT SEMINAR













































 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar