NAMA :
SHIDIQ CATUR SAPUTRA
NPM : 36415537
KELAS :
3ID11
MATKUL :
Softskill Pengetahuan Lingkungan
MASALAH
LINGKUNGAN
Permasalahan lingkungan
semakin meningkat dan semakin kompleks, Berbagai program pengelolaan lingkungan
hidup baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah dirancang untuk mengatasi
berbagai perkembangan permasalahan lingkungan hidup. Sejalan dengan proses
otonomi daerah, kesiapan dan kemampuan baik SDM (Sumber Daya Manusia) maupun
institusi di bidang pengelolaan lingkungan hidup terus ditumbuh-kembangkan sesuai
dengan potensi dan permasalahannya di masing-masing daerah. Kecenderungan
kerusakan lingkungan hidup saat ini semakin kompleks, baik di pedesaan dan
perkotaan. Kondisi lingkungan hidup yang semakin memburuk akan mempengaruhi
dinamika sosial politik dan sosial ekonomi masyarakat baik di tingkat
komunitas, regional, maupun nasional. Krisis lingkungan hidup secara langsung
akan mengancam kenyamanan dan meningkatkan kerentanan kehidupan setiap warga
negara. Ancaman kenyamanan tersebut berupa bencana alam yang diakibatkan karena
ulah manusia itu sendiri. Ulah manusia yang dilakukan dengan semena-mena dalam
memanfaatkan dan mengelola kekayaan alam tanpa memperhatikan keadaan lingkungan
Meningkatnya aktifitas
manusia dari berbagai kegiatan baik industri maupun domestik akan menghasilkan
limbah baik cair maupun padat. Khususnya limbah domestik yang tidak diolah
terlebih dahulu langsung dibuang ke sungai sehingga menambah beban pencemar
sungai dan mengurangi kualitas air sungai sebagai badan penerima air. Diharapkan
masyarakat luas dan khususnya masyarakat sekitar bantaran sungai sadar akan
pentingnya manfaat sungai bagi kehidupan yang berkelanjutan. Manusia dalam
kehidupannya memiliki 7 kebutuhan dasar yang akan dipenuhi, salah satunya
kebutuhan fisiologis. Ada 3 hal yang harus dipenuhi dalam kebutuhan fisiologis
yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan. Salah satu komponen yang termasuk
dalam 3 kebutuhan tersebut ialah kebutuhan akan air. Air diperlukan dalam
berbagai hal, seperti irigasi, mandi, minum, mencuci dan memasak. Manusia
mendapatkan air dari berbagai sumber salah satunya ialah melalui sungai
Pentingnya sungai bagi kehidupan sehari-hari sayangnya tidak membuat manusia
turut menjaga kelestarian sungai. Sampah- sampah dibuang ke sungai dengan
seenaknya tanpa memperdulikan kehidupan biota yang ada di dalamnya. Selain
sampah, manusia juga membuang limbah ke dalam sungai. Limbah tersebut biasanya
berasal dari pabrik yang berada dekat dengan sungai. Dengan masuknya sampah dan
limbah ke dalam sungai, kualitas air di sungai pun menjadi buruk dan tak layak
konsumsi. Kerugian pun tentunya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di dekat
sungai. Merekalah yang dengan langsung memanfaatkan sungai dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari Air juga dijadikan sebagai sumber mata pencarian seperti
menangkap ikan, membudidayakan ikan, dan lain-lain. Bahkan air juga berguna
bagi prasarana pengangkutan.
v PERMASALAHAAN LINGKUNGAN
Masalah lingkungan yang
dirasakan akhir-akhir ini adalah terjadinya krisis air bersih. Walaupun air merupakan
sumber daya alam yang dapat diperbaharui, namun ketersediaan air bersih
kemungkinan dapat habis bila tidak disertai dengan pengelolaan dan pelestarian
lingkungan secara arif dan bijaksana. Akses terhadap air bersih di Indonesia
masih menjadi masalah. Sebagian besar air tawar yang digunakan berasal dari
sungai, danau, waduk, dan sumur. Pesatnya pembangunan wilayah di Indonesia dan
laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang banyak
yang seringkali tidak tersedia untuk penduduk. Oleh karena itu pembangunan yang
baik adalah juga penyediaan kualitas dan kuantitas air bersih. Pentingnya air
sungai bagi masyarakat di Indonesia dan rendahnya kualitas air sungai,
seharusnya mendorong pemerintah melaksanakan program peningkatan kualitas air
sungai sebagai bagian dari pembangunan. Ketidaktersediaan air bersih secara
umum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal atau dari alam sendiri
dan faktor eksternal yang berasal dari manusia. Faktor alam disebabkan secara
alamiah oleh bentukan (kondisi) wilayahnya yang memang sulit untuk mendapatkan
air sehingga tidak tersedianya air. Faktor manusia yaitu dikarenakan
tercemarnya air bersih akibat aktifitas manusia. Kerusakan daya dukung sebagai
akibat dari kegiatan-kegiatan seperti industrialisasi dan pembuangan limbah
rumah tangga yang dibuang di sungai-sungai. Secara umum, pencemaran air dapat dikategorikan
sebagai berikut :
A.
Bahan pencemar yang paling sering
menyebabkan gangguan kesehatan manusia adalah mikroorganisme patogen. Penyakit
bawaan air umumnya disebabkan pencemar air yang berasal dari kategori ini.
Sumber utama mikroorganisme patogen ini berasal dari excreta manusia dan hewan
yang tidak dikelola dengan baik.
B.
Sedimen meliputi tanah dan pasir yang
umumnya masuk ke air akibat erosi atau banjir. Sedimen dapat mengakibatkan
pendangkalan air (misalnya sungai). Disamping itu, keberadaan sedimen di dalam
air mengakibatkan terjadinya peningkatan kekeruhan air.
C.
Pencemar anorganik, seperti logam,
garam, asam, dan basa dapat masuk ke air melalui proses alam ataupun sebagai
akibat manusia. Beberapa logam seperti merkuri, timbal, cadmium dan nikel.
Keberadaan asam di dalam air umumnya berasal dari produk samping proses
industri. Asam dan basa menyebabkan perubahan pH air.
D.
Pencemar organik, yang digunakan di
dalam industri kimia untuk membuat pestisida, plastik, produk farmasi, pigmen
dan produk lainnya. Kontaminasi air permukaan dan air tanah dengan zat kimia
organik dapat mengancam kesehatan manusia. Sumber utama zat kimia organik berbahaya
adalah limbah industri dan rumah tangga.
E.
Kenaikan temperatur sebagai akibat
pembuangan air limbah yang mengandung panas juga menyebabkan penurunan kadar
oksigen terlarut dalam air. Penurunan oksigen disebabkan oleh keberadaan air
panas pada lapisan air yang lebih atas. Manusia dapat menyebabkan perubahan
temperatur air dengan membuang air limbah yang mengandung panas ke sungai atau
danau.
Pencemaran Air di
Lingkungan Pada dasarnya kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan
(input) menjadi keluaran (output). Pengamatan terhadap sumber pencemar sektor
industri dapat dilaksanakan pada masukan, proses maupun pada keluarannya dengan
melihat spesifikasi dan jenis limbah yang diproduksi. Pencemaran yang
ditimbulkan oleh industri diakibatkan adanya limbah yang keluar dari pabrik dan
mengandung bahan beracun dan berbahaya (B-3). Bahan pencemar keluar
bersama-sama dengan bahan buangan (limbah) melalui media udara, air, dan tanah
yang merupakan komponen ekosistem alam. Bahan buangan yang keluar dari pabrik
dan masuk ke lingkungan dapat diidentifikasikan sebagai sumber pencemaran, dan
sebagai sumber pencemaran perlu diketahui jenis bahan pencemar yang
dikeluarkan, kuantitas dan jangkauan pemaparannya. Sumber bahan beracun dan
berbahaya dapat diklasifikasikan menjadi : Industri kimia organik maupun
anorganik, Penggunaan B-3 sebagai bahan baku atau bahan penolong, proses kimia,
fisika, dan biologi di dalam pabrik. Lingkungan sebagai wadah penerima akan
menyerap bahan limbah tersebut sesuai dengan kemampuan asimilasinya, dimana
wadah penerima (air, udara, tanah) masing-masing mempunyai karakteristik yang
berbed. Perbedaan karakteristik air tersebut merupakan akibat peristiwa alami
dan juga faktor lain.
Pengelolaan sumber daya
air terpadu didasarkan atas pemahaman bahwa air adalah bagian dari kesatuan
ekosistem, sumber daya alam, sekaligus merupakan benda sosial dan ekonomi.
Salah satu tujuan pengelolaan sumber daya air adalah mendukung pembangunan
regional dan nasional yang berkelanjutan dengan mewujudkan keberlanjutan sumber
daya air. Untuk menjamin pengelolaan yang optimum sekaligus menjaga kelestarian
air dan sumber air serta prasarana sumber daya air, adapun bidang yang harus
mendapatkan perhatian, yaitu :
a.
Pengelolaan daerah tangkapan hujan
(watershed management) untuk menjaga fungsi daerah resapan air yang dilakukan
melalui usaha konservasi sumber daya air, pengendalian erosi, dan sedimentasi
serta pengendalian tata guna lahan.
b.
Pengelolaan kualitas air (water quantity
management) untuk menyediakan air secara adil dan transparan melalui kegiatan
penetapan perizinan penggunaan air dan alokasi air serta pengendalian
distribusi air.
c.
Pengelolaan kualitas air (water quantity
management) untuk menjaga kualitas air pada sumber air sesuai peruntukan yang
ditetapkan melalui kegiatan pengendalian kualitas air, penetapan izin
pembuangan limbah cair, serta pengendalian pencemaran air.
d.
Pengendalian banjir (flood control
management) untuk menghindari ancaman bencana banjir yang dilakukan melalui
prediksi banjir, pengendalian banjir, dan penanggulangan banjir
e.
Pengelolaan lingkungan sungai (river
environemnt management) untuk menjaga fungsi sumber air yang dilakukan melalui
pengendalian penggunaan lahan daerah sempadan sungai, peningkatan lahan daerah
sempadan sungai, peningkatan biota air, wisata dan olahraga air.
f.
Pengelolaan prasarana pengairan
(infrastructure management) untuk menjaga fungsi sarana dan prasarana pengairan
sesuai dengan tujuan.
DAFTAR
PUSTAKA
Toina Septiani. 2012
Abstrak Analisis Pemanfaatan Air Sungai Way Kuripan Oleh Masyarakat Miskin (Suatu
Kajian Etnoekologi Di Kelurahan Gedung Pakuon, Kecamatan Teluk Betung Selatan,
Kota Bandar Lampung). Diunduh pada http://digilib.unila.ac.id/13013/7/I.pdf
Yuli Noer Fitriyana.
2017. Pencemaran Air Sungai Cihaur Akibat Limbah Tekstil Oleh Pt Sarana Makin
Mulia Di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat Dihubungkan Dengan
Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Skripsi(S1) Thesis, Fakultas Hukum Universitas Pasundan.
Diunduh pada