Selasa, 29 Mei 2018

Pengetahuan Lingkungan Mengenai Masalah Lingkungan Pada Pencemaran Air dan Sungai


NAMA            : SHIDIQ CATUR SAPUTRA
NPM               : 36415537
KELAS           : 3ID11
MATKUL       : Softskill Pengetahuan Lingkungan



MASALAH LINGKUNGAN         

Permasalahan lingkungan semakin meningkat dan semakin kompleks, Berbagai program pengelolaan lingkungan hidup baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah dirancang untuk mengatasi berbagai perkembangan permasalahan lingkungan hidup. Sejalan dengan proses otonomi daerah, kesiapan dan kemampuan baik SDM (Sumber Daya Manusia) maupun institusi di bidang pengelolaan lingkungan hidup terus ditumbuh-kembangkan sesuai dengan potensi dan permasalahannya di masing-masing daerah. Kecenderungan kerusakan lingkungan hidup saat ini semakin kompleks, baik di pedesaan dan perkotaan. Kondisi lingkungan hidup yang semakin memburuk akan mempengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional. Krisis lingkungan hidup secara langsung akan mengancam kenyamanan dan meningkatkan kerentanan kehidupan setiap warga negara. Ancaman kenyamanan tersebut berupa bencana alam yang diakibatkan karena ulah manusia itu sendiri. Ulah manusia yang dilakukan dengan semena-mena dalam memanfaatkan dan mengelola kekayaan alam tanpa memperhatikan keadaan lingkungan
Meningkatnya aktifitas manusia dari berbagai kegiatan baik industri maupun domestik akan menghasilkan limbah baik cair maupun padat. Khususnya limbah domestik yang tidak diolah terlebih dahulu langsung dibuang ke sungai sehingga menambah beban pencemar sungai dan mengurangi kualitas air sungai sebagai badan penerima air. Diharapkan masyarakat luas dan khususnya masyarakat sekitar bantaran sungai sadar akan pentingnya manfaat sungai bagi kehidupan yang berkelanjutan. Manusia dalam kehidupannya memiliki 7 kebutuhan dasar yang akan dipenuhi, salah satunya kebutuhan fisiologis. Ada 3 hal yang harus dipenuhi dalam kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan. Salah satu komponen yang termasuk dalam 3 kebutuhan tersebut ialah kebutuhan akan air. Air diperlukan dalam berbagai hal, seperti irigasi, mandi, minum, mencuci dan memasak. Manusia mendapatkan air dari berbagai sumber salah satunya ialah melalui sungai Pentingnya sungai bagi kehidupan sehari-hari sayangnya tidak membuat manusia turut menjaga kelestarian sungai. Sampah- sampah dibuang ke sungai dengan seenaknya tanpa memperdulikan kehidupan biota yang ada di dalamnya. Selain sampah, manusia juga membuang limbah ke dalam sungai. Limbah tersebut biasanya berasal dari pabrik yang berada dekat dengan sungai. Dengan masuknya sampah dan limbah ke dalam sungai, kualitas air di sungai pun menjadi buruk dan tak layak konsumsi. Kerugian pun tentunya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di dekat sungai. Merekalah yang dengan langsung memanfaatkan sungai dalam aktivitas kehidupan sehari-hari Air juga dijadikan sebagai sumber mata pencarian seperti menangkap ikan, membudidayakan ikan, dan lain-lain. Bahkan air juga berguna bagi prasarana pengangkutan.

v  PERMASALAHAAN LINGKUNGAN
Masalah lingkungan yang dirasakan akhir-akhir ini adalah terjadinya krisis air bersih. Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, namun ketersediaan air bersih kemungkinan dapat habis bila tidak disertai dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan secara arif dan bijaksana. Akses terhadap air bersih di Indonesia masih menjadi masalah. Sebagian besar air tawar yang digunakan berasal dari sungai, danau, waduk, dan sumur. Pesatnya pembangunan wilayah di Indonesia dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang banyak yang seringkali tidak tersedia untuk penduduk. Oleh karena itu pembangunan yang baik adalah juga penyediaan kualitas dan kuantitas air bersih. Pentingnya air sungai bagi masyarakat di Indonesia dan rendahnya kualitas air sungai, seharusnya mendorong pemerintah melaksanakan program peningkatan kualitas air sungai sebagai bagian dari pembangunan. Ketidaktersediaan air bersih secara umum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal atau dari alam sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari manusia. Faktor alam disebabkan secara alamiah oleh bentukan (kondisi) wilayahnya yang memang sulit untuk mendapatkan air sehingga tidak tersedianya air. Faktor manusia yaitu dikarenakan tercemarnya air bersih akibat aktifitas manusia. Kerusakan daya dukung sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan seperti industrialisasi dan pembuangan limbah rumah tangga yang dibuang di sungai-sungai. Secara umum, pencemaran air dapat dikategorikan sebagai berikut :
A.    Bahan pencemar yang paling sering menyebabkan gangguan kesehatan manusia adalah mikroorganisme patogen. Penyakit bawaan air umumnya disebabkan pencemar air yang berasal dari kategori ini. Sumber utama mikroorganisme patogen ini berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak dikelola dengan baik.
B.     Sedimen meliputi tanah dan pasir yang umumnya masuk ke air akibat erosi atau banjir. Sedimen dapat mengakibatkan pendangkalan air (misalnya sungai). Disamping itu, keberadaan sedimen di dalam air mengakibatkan terjadinya peningkatan kekeruhan air.
C.     Pencemar anorganik, seperti logam, garam, asam, dan basa dapat masuk ke air melalui proses alam ataupun sebagai akibat manusia. Beberapa logam seperti merkuri, timbal, cadmium dan nikel. Keberadaan asam di dalam air umumnya berasal dari produk samping proses industri. Asam dan basa menyebabkan perubahan pH air.
D.    Pencemar organik, yang digunakan di dalam industri kimia untuk membuat pestisida, plastik, produk farmasi, pigmen dan produk lainnya. Kontaminasi air permukaan dan air tanah dengan zat kimia organik dapat mengancam kesehatan manusia. Sumber utama zat kimia organik berbahaya adalah limbah industri dan rumah tangga.
E.     Kenaikan temperatur sebagai akibat pembuangan air limbah yang mengandung panas juga menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut dalam air. Penurunan oksigen disebabkan oleh keberadaan air panas pada lapisan air yang lebih atas. Manusia dapat menyebabkan perubahan temperatur air dengan membuang air limbah yang mengandung panas ke sungai atau danau.
Pencemaran Air di Lingkungan Pada dasarnya kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output). Pengamatan terhadap sumber pencemar sektor industri dapat dilaksanakan pada masukan, proses maupun pada keluarannya dengan melihat spesifikasi dan jenis limbah yang diproduksi. Pencemaran yang ditimbulkan oleh industri diakibatkan adanya limbah yang keluar dari pabrik dan mengandung bahan beracun dan berbahaya (B-3). Bahan pencemar keluar bersama-sama dengan bahan buangan (limbah) melalui media udara, air, dan tanah yang merupakan komponen ekosistem alam. Bahan buangan yang keluar dari pabrik dan masuk ke lingkungan dapat diidentifikasikan sebagai sumber pencemaran, dan sebagai sumber pencemaran perlu diketahui jenis bahan pencemar yang dikeluarkan, kuantitas dan jangkauan pemaparannya. Sumber bahan beracun dan berbahaya dapat diklasifikasikan menjadi : Industri kimia organik maupun anorganik, Penggunaan B-3 sebagai bahan baku atau bahan penolong, proses kimia, fisika, dan biologi di dalam pabrik. Lingkungan sebagai wadah penerima akan menyerap bahan limbah tersebut sesuai dengan kemampuan asimilasinya, dimana wadah penerima (air, udara, tanah) masing-masing mempunyai karakteristik yang berbed. Perbedaan karakteristik air tersebut merupakan akibat peristiwa alami dan juga faktor lain.
Pengelolaan sumber daya air terpadu didasarkan atas pemahaman bahwa air adalah bagian dari kesatuan ekosistem, sumber daya alam, sekaligus merupakan benda sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan pengelolaan sumber daya air adalah mendukung pembangunan regional dan nasional yang berkelanjutan dengan mewujudkan keberlanjutan sumber daya air. Untuk menjamin pengelolaan yang optimum sekaligus menjaga kelestarian air dan sumber air serta prasarana sumber daya air, adapun bidang yang harus mendapatkan perhatian, yaitu :
a.       Pengelolaan daerah tangkapan hujan (watershed management) untuk menjaga fungsi daerah resapan air yang dilakukan melalui usaha konservasi sumber daya air, pengendalian erosi, dan sedimentasi serta pengendalian tata guna lahan.
b.       Pengelolaan kualitas air (water quantity management) untuk menyediakan air secara adil dan transparan melalui kegiatan penetapan perizinan penggunaan air dan alokasi air serta pengendalian distribusi air.
c.       Pengelolaan kualitas air (water quantity management) untuk menjaga kualitas air pada sumber air sesuai peruntukan yang ditetapkan melalui kegiatan pengendalian kualitas air, penetapan izin pembuangan limbah cair, serta pengendalian pencemaran air.
d.      Pengendalian banjir (flood control management) untuk menghindari ancaman bencana banjir yang dilakukan melalui prediksi banjir, pengendalian banjir, dan penanggulangan banjir
e.       Pengelolaan lingkungan sungai (river environemnt management) untuk menjaga fungsi sumber air yang dilakukan melalui pengendalian penggunaan lahan daerah sempadan sungai, peningkatan lahan daerah sempadan sungai, peningkatan biota air, wisata dan olahraga air.
f.       Pengelolaan prasarana pengairan (infrastructure management) untuk menjaga fungsi sarana dan prasarana pengairan sesuai dengan tujuan.


DAFTAR PUSTAKA

Toina Septiani. 2012 Abstrak Analisis Pemanfaatan Air Sungai Way Kuripan Oleh Masyarakat Miskin (Suatu Kajian Etnoekologi Di Kelurahan Gedung Pakuon, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung). Diunduh pada http://digilib.unila.ac.id/13013/7/I.pdf

Yuli Noer Fitriyana. 2017. Pencemaran Air Sungai Cihaur Akibat Limbah Tekstil Oleh Pt Sarana Makin Mulia Di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat Dihubungkan Dengan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Skripsi(S1) Thesis, Fakultas Hukum Universitas Pasundan. Diunduh pada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar