Senin, 09 Juli 2018

Pengetahuan Lingkungan Tentang Pencemaran Lingkungan "Bahaya Membuang Sampah Tidak pada Tempatnya "


NAMA            : SHIDIQ CATUR SAPUTRA
NPM               : 36415537
KELAS           : 3ID11
MATKUL       : Softskill Pengetahuan Lingkungan   



PENCEMARAN LINGKUNGAN
“BAHAYA MEMBUANG SAMPAH TIDAK PADA TEMPATNYA “

Lingkungan merupakan suatu sistem dimana sistem tersebut terdapat hubungan timbal balik antar makhluk hidup. Lingkungan sendiri terdiri dari tanah, air, dan udara. Lingkungan tidak pernah lepas dari pencemaran. Pencemaran lingkungan disekitar kita akan terus terjadi, dan semakin lama pencemaran lingkungan tidak akan berkurang akan tetapi akan terus bertambah.Pencemaran lingkungan terjadi disebabkan karena ulah manusia. Aktifitas manusia setiap hari seperti membuang sampah sembarangan. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di berbagai sektor. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.  Masyarakat masih beranggapan bahwa sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, sehingga banyak yang membuang sampah tanpa dikelola dengan baik yang mengakibatkan timbulnya pencemaran. Sampai saat ini permasalahan sampah belum ditangani dengan baik. Semakin bertambahnya penduduk Indonesia yang diiringi dengan pola konsumsi masyarakat mengakibatkan bertambahnya volume sampah dan jenis sampah yang beragam, antara lain sampah kemasan yang berbahaya dan/atau yang sulit diurai oleh proses alam. Akibatnya, terjadi penumpukan sampah yang menimbulkan bau yang tidak sedap, mengurangi tingkat kesuburan tanah dan menghambat sirkulasi tanah, serta menghambat aliran air. Salah satu faktor penghambat dalam penanganan sampah yaitu kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan yang bersih dan mengelola sampah. Banyak pula masyarakat yang enggan membuangnya ke tempat sampah, tetapi justru membuangnya ke sungai atau di pinggir jalan. Selain itu, kebiasaan membuang sampah ke drainase menyebabkan tersumbatnya aliran air sehingga apabila hujan akan terjadi banjir, maka diperlukan penataan ulang drainase dan menghilangkan kebiasaan membuang sampah sembarangan.Tumpukan sampah di pinggir jalan, merupakan pemandangan yang sudah biasa. Sampah berserakan di jalan-jalan, di kendaraan umum atau fasilitas-fasilitas umum lainnya merupakan suatu bukti bahwa kesadaran kita (masyarakat) tentang lingkungan yang bersih masih sangat rendah. Masyarakat yang sadar akan kesehatanpun, atau masyarakat yang mengerti bahwa sampah merupakan sumber pencemar dan sumber penyakit seolah tidak peduli. Setiap orang merasa bahwa kalau hanya dirinya yang peduli, dan kalau hanya dirinya saja yang membuang sampah pada tempatnya, tidak akan ada gunanya. Sebagian besar orang berfikiran seperti itu, sehingga sangat jarang yang terlihat peduli. Berikut foto atau gambar dari tidak peduli masyarakat yang membuang sampah di jalan raya dan tumpukan gerobak yang belum diangut oleh petugas kebersihan ke tempat pembungan akhir





foto diatas diambil didaerah jalan irigasi kayutinggi, cakung, Jak-Tim

Foto atau gambar tersebut menunjukkan bahwa masyarakat tidak peduli membuang sampah tidak pada tempatnya yang dibuang di jalan raya dan terdapat gerobak yang belum diangkut oleh petugas kebersihan ke tempat pembuangan akhir, maka menimbulkan bahaya penyakit dari sampah tersebut

Ø  Berdasarkan sifatnya Sampah di bedakan menjadi:
Sampah organik - dapat diurai (degradable) Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable). Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
Ø  Faktor-faktor penyebabanya :
Beberapa masalah yang menyebabkan banyaknya sampah di indonesia khususnya di kota Jakarta adalah sebagai berikut.
1.       Kurangnya jumlah tempat-tempat sampah di tempat-tempat umum, pembagian tempat samapah sendiri harus dipisahkan mana yang organik dan mana tempat sampah untuk anorganik agar sampah mudah untuk diolah nantinya.
2.      Kurangnya slogan-slogan yang menjelaskan mengenai manfaat lingkungan yang bersih dan larangan untuk membuang sampah.
3.      Perilaku masyarakat karena sistem kepercayaan masyarakat kota Jakarta terhadap perilaku dalam membuang sampah. Hal itu sudah berada dalam alam bawah sadar mereka bahwa membuang sampah sembarangan bukan menjadi hal yang salah dan wajar untuk dilakukan.
4.      Pengaruh lingkungan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perilaku membuang sampah sembarangan tidak akan pernah lepas dari masyarakat karena kebanyakan orang lebih memilih untuk melakukan imitasi atau meniru padahal hal tersebut merupakan perilaku yang buruk.
5.       Seseorang akan melakukan hal yang menurut mereka lebih mudah untuk dilakukan, seperti orang tidak akan membuang sampah sembarangan apabila banyak tersedia tempat sampah di jalan dan tempat-tempat umum.
6.      Tempat yang kotor, kumuh, dan dipenuhi banyak sampah bisa membuat orang meyakini bahwa membuang sampah sembarangan diperbolehkan di tempat tersebut. Mereka bahkan juga tanpa ragu untuk membuang sampah disana.
7.      Kurang banyaknya jumlah tempat sampah yang disediakan sehingga membuat orang jadi kesulitan untuk membuang sampah.
Ø  Dampak akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik adalah sebagai berikut
1.      Sampah dapat menjadi sumber penyakit bagi kesehatan manusia, dan juga menjadi tempat sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya.
2.      Pembakaran sampah dapat berakibat terjadinya pencemaran udara yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat, dan memicu terjadinya pemansan global.
3.      Pembusukan sampah dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Cairan yang dikeluarkan dapat meresap ketanah, dan dapat menimbulkan pencemaran sumur, air tanah, dan yang dibuang ke badan air akan mencemari sungai.
4.      Pembuangan sampah kesungai atau badan air dapat menimbulkan pendangkalan sungai, sehingga dapat memicu terjadinya banjir.
Ø  Cara menaggulanginya dari sampah :
1.      Mengurangi pemakaian bahan yang sulit diuraikan. Barang-barang yang sulit diuraikan yaitu plastik dan kaleng. Contoh kecil ketika kita berbelanja disuatu toko pasti kita akan diberi kantong plastik untuk membawa barang belanjaan kita. Akan tetapi kita bisa menggantinya dengan kantong plastik yang kita bawa dari rumah
2.      Mendaur ulang meupakan upaya mengelola barang  benda yang sudah dipakai agar bisa digunakan kembali. Barang tersebut didaur ulang akan tetapi digunakan untuk keperluan berbeda tidak sesuai dengan manfaat sebelumnya.Dalam masyarakat sampah seringkali dianggap sebagai barang yang sudah tidak berguna lagi. Akan tetapi sebenarnya sampah sangat bermanfaat jika kita dapat mendaur ulang sampah tersebut menjadi baik. Dijaman sekarang banyak sekali pengusaha sampah yang sukses karena tekun menjalani bisnis dalam pendaur ulangan sampah. Salah satu contoh dari mendaur ulang yaitu pemanfaatan plastik dan kaleng bekas menjadi bermacam barang-barang yang sangat bagus, seperti tas, mainan anak-anak, hiasan dinding, tempat pensil, dan lain sebagainya.
3.      Pemerintah perlu memberi subsidi silang kepada masyarakat hal pengadaan kantung sampah berwarna (Kuning untuk sampah anorganik, hijau untuk sampah organik dan Merah untuk sampah beracun), atau minimal 2 warna: Hijau dan kuning dan ini diatur dalam perda tentang penggunaan system ini serta sanksi yang berat bila tidak dilaksanakan, bukan malah meninggikan retribusi sampah.
4.      Pemerintah harus melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah misalnya dalam produksi pupuk kompos/organic berbasis sampah. Sistem pengelolaan sampah dengan pemberdayaan fungsi TPS. Sistem ini melibatkan pihak pemerintah, masyarakat dan swasta, dengan mendirikan instalasi pengolahan sampah kota berwawasan lingkungan.



  
DAFTAR PUSTAKA

Selasa, 29 Mei 2018

Pengetahuan Lingkungan Mengenai Masalah Lingkungan Pada Pencemaran Air dan Sungai


NAMA            : SHIDIQ CATUR SAPUTRA
NPM               : 36415537
KELAS           : 3ID11
MATKUL       : Softskill Pengetahuan Lingkungan



MASALAH LINGKUNGAN         

Permasalahan lingkungan semakin meningkat dan semakin kompleks, Berbagai program pengelolaan lingkungan hidup baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah dirancang untuk mengatasi berbagai perkembangan permasalahan lingkungan hidup. Sejalan dengan proses otonomi daerah, kesiapan dan kemampuan baik SDM (Sumber Daya Manusia) maupun institusi di bidang pengelolaan lingkungan hidup terus ditumbuh-kembangkan sesuai dengan potensi dan permasalahannya di masing-masing daerah. Kecenderungan kerusakan lingkungan hidup saat ini semakin kompleks, baik di pedesaan dan perkotaan. Kondisi lingkungan hidup yang semakin memburuk akan mempengaruhi dinamika sosial politik dan sosial ekonomi masyarakat baik di tingkat komunitas, regional, maupun nasional. Krisis lingkungan hidup secara langsung akan mengancam kenyamanan dan meningkatkan kerentanan kehidupan setiap warga negara. Ancaman kenyamanan tersebut berupa bencana alam yang diakibatkan karena ulah manusia itu sendiri. Ulah manusia yang dilakukan dengan semena-mena dalam memanfaatkan dan mengelola kekayaan alam tanpa memperhatikan keadaan lingkungan
Meningkatnya aktifitas manusia dari berbagai kegiatan baik industri maupun domestik akan menghasilkan limbah baik cair maupun padat. Khususnya limbah domestik yang tidak diolah terlebih dahulu langsung dibuang ke sungai sehingga menambah beban pencemar sungai dan mengurangi kualitas air sungai sebagai badan penerima air. Diharapkan masyarakat luas dan khususnya masyarakat sekitar bantaran sungai sadar akan pentingnya manfaat sungai bagi kehidupan yang berkelanjutan. Manusia dalam kehidupannya memiliki 7 kebutuhan dasar yang akan dipenuhi, salah satunya kebutuhan fisiologis. Ada 3 hal yang harus dipenuhi dalam kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan. Salah satu komponen yang termasuk dalam 3 kebutuhan tersebut ialah kebutuhan akan air. Air diperlukan dalam berbagai hal, seperti irigasi, mandi, minum, mencuci dan memasak. Manusia mendapatkan air dari berbagai sumber salah satunya ialah melalui sungai Pentingnya sungai bagi kehidupan sehari-hari sayangnya tidak membuat manusia turut menjaga kelestarian sungai. Sampah- sampah dibuang ke sungai dengan seenaknya tanpa memperdulikan kehidupan biota yang ada di dalamnya. Selain sampah, manusia juga membuang limbah ke dalam sungai. Limbah tersebut biasanya berasal dari pabrik yang berada dekat dengan sungai. Dengan masuknya sampah dan limbah ke dalam sungai, kualitas air di sungai pun menjadi buruk dan tak layak konsumsi. Kerugian pun tentunya dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di dekat sungai. Merekalah yang dengan langsung memanfaatkan sungai dalam aktivitas kehidupan sehari-hari Air juga dijadikan sebagai sumber mata pencarian seperti menangkap ikan, membudidayakan ikan, dan lain-lain. Bahkan air juga berguna bagi prasarana pengangkutan.

v  PERMASALAHAAN LINGKUNGAN
Masalah lingkungan yang dirasakan akhir-akhir ini adalah terjadinya krisis air bersih. Walaupun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, namun ketersediaan air bersih kemungkinan dapat habis bila tidak disertai dengan pengelolaan dan pelestarian lingkungan secara arif dan bijaksana. Akses terhadap air bersih di Indonesia masih menjadi masalah. Sebagian besar air tawar yang digunakan berasal dari sungai, danau, waduk, dan sumur. Pesatnya pembangunan wilayah di Indonesia dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang banyak yang seringkali tidak tersedia untuk penduduk. Oleh karena itu pembangunan yang baik adalah juga penyediaan kualitas dan kuantitas air bersih. Pentingnya air sungai bagi masyarakat di Indonesia dan rendahnya kualitas air sungai, seharusnya mendorong pemerintah melaksanakan program peningkatan kualitas air sungai sebagai bagian dari pembangunan. Ketidaktersediaan air bersih secara umum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal atau dari alam sendiri dan faktor eksternal yang berasal dari manusia. Faktor alam disebabkan secara alamiah oleh bentukan (kondisi) wilayahnya yang memang sulit untuk mendapatkan air sehingga tidak tersedianya air. Faktor manusia yaitu dikarenakan tercemarnya air bersih akibat aktifitas manusia. Kerusakan daya dukung sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan seperti industrialisasi dan pembuangan limbah rumah tangga yang dibuang di sungai-sungai. Secara umum, pencemaran air dapat dikategorikan sebagai berikut :
A.    Bahan pencemar yang paling sering menyebabkan gangguan kesehatan manusia adalah mikroorganisme patogen. Penyakit bawaan air umumnya disebabkan pencemar air yang berasal dari kategori ini. Sumber utama mikroorganisme patogen ini berasal dari excreta manusia dan hewan yang tidak dikelola dengan baik.
B.     Sedimen meliputi tanah dan pasir yang umumnya masuk ke air akibat erosi atau banjir. Sedimen dapat mengakibatkan pendangkalan air (misalnya sungai). Disamping itu, keberadaan sedimen di dalam air mengakibatkan terjadinya peningkatan kekeruhan air.
C.     Pencemar anorganik, seperti logam, garam, asam, dan basa dapat masuk ke air melalui proses alam ataupun sebagai akibat manusia. Beberapa logam seperti merkuri, timbal, cadmium dan nikel. Keberadaan asam di dalam air umumnya berasal dari produk samping proses industri. Asam dan basa menyebabkan perubahan pH air.
D.    Pencemar organik, yang digunakan di dalam industri kimia untuk membuat pestisida, plastik, produk farmasi, pigmen dan produk lainnya. Kontaminasi air permukaan dan air tanah dengan zat kimia organik dapat mengancam kesehatan manusia. Sumber utama zat kimia organik berbahaya adalah limbah industri dan rumah tangga.
E.     Kenaikan temperatur sebagai akibat pembuangan air limbah yang mengandung panas juga menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut dalam air. Penurunan oksigen disebabkan oleh keberadaan air panas pada lapisan air yang lebih atas. Manusia dapat menyebabkan perubahan temperatur air dengan membuang air limbah yang mengandung panas ke sungai atau danau.
Pencemaran Air di Lingkungan Pada dasarnya kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output). Pengamatan terhadap sumber pencemar sektor industri dapat dilaksanakan pada masukan, proses maupun pada keluarannya dengan melihat spesifikasi dan jenis limbah yang diproduksi. Pencemaran yang ditimbulkan oleh industri diakibatkan adanya limbah yang keluar dari pabrik dan mengandung bahan beracun dan berbahaya (B-3). Bahan pencemar keluar bersama-sama dengan bahan buangan (limbah) melalui media udara, air, dan tanah yang merupakan komponen ekosistem alam. Bahan buangan yang keluar dari pabrik dan masuk ke lingkungan dapat diidentifikasikan sebagai sumber pencemaran, dan sebagai sumber pencemaran perlu diketahui jenis bahan pencemar yang dikeluarkan, kuantitas dan jangkauan pemaparannya. Sumber bahan beracun dan berbahaya dapat diklasifikasikan menjadi : Industri kimia organik maupun anorganik, Penggunaan B-3 sebagai bahan baku atau bahan penolong, proses kimia, fisika, dan biologi di dalam pabrik. Lingkungan sebagai wadah penerima akan menyerap bahan limbah tersebut sesuai dengan kemampuan asimilasinya, dimana wadah penerima (air, udara, tanah) masing-masing mempunyai karakteristik yang berbed. Perbedaan karakteristik air tersebut merupakan akibat peristiwa alami dan juga faktor lain.
Pengelolaan sumber daya air terpadu didasarkan atas pemahaman bahwa air adalah bagian dari kesatuan ekosistem, sumber daya alam, sekaligus merupakan benda sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan pengelolaan sumber daya air adalah mendukung pembangunan regional dan nasional yang berkelanjutan dengan mewujudkan keberlanjutan sumber daya air. Untuk menjamin pengelolaan yang optimum sekaligus menjaga kelestarian air dan sumber air serta prasarana sumber daya air, adapun bidang yang harus mendapatkan perhatian, yaitu :
a.       Pengelolaan daerah tangkapan hujan (watershed management) untuk menjaga fungsi daerah resapan air yang dilakukan melalui usaha konservasi sumber daya air, pengendalian erosi, dan sedimentasi serta pengendalian tata guna lahan.
b.       Pengelolaan kualitas air (water quantity management) untuk menyediakan air secara adil dan transparan melalui kegiatan penetapan perizinan penggunaan air dan alokasi air serta pengendalian distribusi air.
c.       Pengelolaan kualitas air (water quantity management) untuk menjaga kualitas air pada sumber air sesuai peruntukan yang ditetapkan melalui kegiatan pengendalian kualitas air, penetapan izin pembuangan limbah cair, serta pengendalian pencemaran air.
d.      Pengendalian banjir (flood control management) untuk menghindari ancaman bencana banjir yang dilakukan melalui prediksi banjir, pengendalian banjir, dan penanggulangan banjir
e.       Pengelolaan lingkungan sungai (river environemnt management) untuk menjaga fungsi sumber air yang dilakukan melalui pengendalian penggunaan lahan daerah sempadan sungai, peningkatan lahan daerah sempadan sungai, peningkatan biota air, wisata dan olahraga air.
f.       Pengelolaan prasarana pengairan (infrastructure management) untuk menjaga fungsi sarana dan prasarana pengairan sesuai dengan tujuan.


DAFTAR PUSTAKA

Toina Septiani. 2012 Abstrak Analisis Pemanfaatan Air Sungai Way Kuripan Oleh Masyarakat Miskin (Suatu Kajian Etnoekologi Di Kelurahan Gedung Pakuon, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung). Diunduh pada http://digilib.unila.ac.id/13013/7/I.pdf

Yuli Noer Fitriyana. 2017. Pencemaran Air Sungai Cihaur Akibat Limbah Tekstil Oleh Pt Sarana Makin Mulia Di Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat Dihubungkan Dengan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Skripsi(S1) Thesis, Fakultas Hukum Universitas Pasundan. Diunduh pada

Pengetahuan Lingkungan Mengenai Konsep Ekologi Dalam Pengetahuan Lingkungan


NAMA            : SHIDIQ CATUR SAPUTRA
NPM               : 36415537
KELAS           : 3ID11
MATKUL       : Softskill Pengetahuan Lingkungan



KONSEP EKOLOGI DALAM PENGETAHUAN LINGKUNGAN

            Ekologi menjadi ilmu pengetahuan yang dapat memahami bagaimana alam itu terorganisasi dan berfungsi. Ekologi menurut Odum (1971) adalah “ilmu tentang interaksi antara organisme atau sekelompok organisme dengan lingkungannya”. Ekologi mempelajari tentang apa yang membatasi kehidupan, bagaimana organisme menggunakan sumber daya alam seperti energi dan mineral, dan bagaimana organisme berinteraksi. Namun demikian keduanya mempunyai persamaan dalam sifat multi disiplinnya. Jika ekologi merupakan dari berbagai bidang ilmu dalam biologi, kimia, dan fisika, maka Ilmu Lingkungan merupakan amalgam dari ekologi, geologi, ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik (Smith, 1992). Ekologi adalah salah satu disiplin ilmu yang merupakan inti dari ilmu lingkungan. Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem, maka seseorang yang belajar ekologi harus didukung oleh pengetahuan yang komprehensip berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan seperti: taksonomi, morfologi, fisiologi, matematika, kimia, fisika, agama dan lain-lain. Belajar ekologi tidak hanya mempelajari ekosistem tetapi juga otomatis mempelajari organisme pada tingkatan organisasi yang lebih kecil seperti individu, populasi dan komunitas. Konsep dasar yang telah ditemukan dalam studi ekologi diterapkan dalam mempelajari ilmu lingkungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa ilmu lingkungan merupakan aplikasi dari ekologi untuk mengelola lingkungan hidup (Rasidi,2014).
Menurut Zoer´aini (2003), Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya mempertanyakan berbagai hal antara lain adalah: 
1.  Bagaimana alam bekerja
2.  Bagaimana species beradaptasi dalam habitatnya
3.  Apa yang diperlukan organisme dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4.  Bagaimana organisme mencukupi kebutuhan materi dan energi
5. Bagaimana interaksi antar species dalam lingkungan
6.  Bagaimana individu-individu dalam species diatur dan berfungsi sebagai populasi
7.  Bagaimana keindahan ekosistem tercipta
Maka ekologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antar mahluk hidup dan juga antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Manusia sebagai mahluk hidup juga menjadi pembahasan dalam kajian ekologi. Ekologi menjadi jembatan antara ilmu alam dengan ilmu sosial.
Ilmu ekologi merupakan bagian yang memiliki dua jalur ilmu hayati, yaitu ekologi tumbuhan dan ekologi biologi (hewan). Ekologi tumbuhan menaruh perhatian terhadap hubungan antar tumbuhan, sedangkan ekologi hewan mempelajari dinamika populasi dan perilaku hewan. Studi ekologi tumbuhan dan ekologi hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu Autekologi dan Sinekologi. Autekologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik suatu jenis organisme dengan lingkungannya yang pada umumnya bersifat eksperimental dan induktif. Sedangkan sinekologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari kelompok-kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang lebih bersifat deskriptif, deduktif dan filosofis. Contoh studi autekologi dapat kita lihat pada telaah ekologi tikus atau hewan hewan yang hanya terdapat pada lingkungan tertentu saja, sedangkan contoh sinekologi adalah telah ekologi hutan tropika humida yang ternyata isinya tidak hanya didiami oleh satu jenis makhluk hidup (Utomo,2012).
Sinekologi dapat dibedakan lagi, antara lain menjadi ekologi perairan tawar, ekologi daratan, (terestrial), dan ekologi lautan. Ekologi daratan membahas aspek-aspek mikroklimat, kimia tanah, unsur hara, daur hidrologi, dan produktivitas. Ekologi daratan relatif “lebih sulit” dipelajari dibandingkan dengan ekologi perairan karena ekosistem daratan memiliki faktor kendali yang sangat banyak, seperti faktor biologis masing-masing organisme maupun faktor fisik lingkungan. Sedangkan pada ekosistem perairan kondisi lingkungan kehidupan organisme lebih stabil dan hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik dan kimiawi (Utomo,2012).
Keseimbangan dan kelestarian ekosistem sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia. Dengan ekosistem yang seimbang proses-proses kehidupan secara alamiah akan terjaga kelangsungannya. Karena itu manusia sangat berkepentingan untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan ekosistem demi menjaga kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya
Contoh hubungan erat ekologi  dalam lingkungan seperti Tumbuhan di alam tidak bisa hidup mandiri. Untuk tumbuh ia membutuhkan tanah sebagai media tumbuh, air sebagai pensuplai unsur kimia dan media reaksi serta metabolisme tubuh, udara sebagai sumber karbon dioksida. Tumbuhan juga membutuhkan hewan (misal serangga) sebagai organisme yang membantu penyerbukan dan pemencaran tumbuhan, atau angin dengan fungsi yang sama untuk tumbuhan golongan graminales. Hewan juga demikian halnya, ia membutuhkan unsur atau komponen yang lain untuk bisa bertahan hidup. Artinya setiap organisme yang ada di biosfer ini saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lain.



DAFTAR PUSTAKA

Rasidi, Suswanto and Ischak, Tb. M (2014) Ekologi Hewan. In: Batasan dan Ruang Lingkup Ekologi Hewan. Universitas Terbuka, Jakarta. http://repository.ut.ac.id/4433/1/BIOL4412-M1.pdf

Utomo, Suyud Warno (2012) Ekologi. In: Sejarah, Ruang Lingkup Ekologi, dan Ekosistem. Universitas Terbuka, Jakarta, http://repository.ut.ac.id/4151/1/MMPI5101-M1.pdf














Senin, 09 April 2018

Pentingnya Melestarikan Daya Dukung Lingkungan Dan Keterbatasan Sumber Daya Alam Serta Peranan Teknologi Dalam Pembangunan Dan Pengelolahan Lingkungannya


Pentingnya Melestarikan Daya Dukung Lingkungan Dan Keterbatasan Sumber Daya Alam Serta Peranan Teknologi Dalam Pembangunan Dan Pengelolahan Lingkungannya




Disusun Oleh :

             

Kelompok                      :  3
Nama / NPM                  : 1. Asharil Yazid                     /31415088
2. Ichsanul Fadillah               /33415222
3. Rafif Shultan A                 / 35415528
4. Shidiq Catur Saputra         / 36415537
Kelas                              :  3ID11
Dosen                             :  Tika Riantika
Mata Kuliah                   :  Pengetahuan Lingkungan


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2018


Sumber daya alam merupakan suatu sumber daya yang terbentuk karena kekuatan alamiah, misalnya tanah, air, udara, ruang, mineral tentang alam, panas bumi, gas bumi, angin, dan pasang surut arus laut. Daya dukung lingkungan merupakan batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Daya dukung lingkungan tidak hanya diukur dari kemampuan lingkungan dan sumber daya alam dalam mendukung kehidupan manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan bangunan.

Hubungan lingkungan dengan pembangunan dalam peningkatan usaha pembangunan dapat mengakibatkan peningkatan pemakaian sumber daya, guna mendorong pembangunan dan timbulnya permasalahan dan lingkungan hidup manusia. Pembangunan sumber daya alam merupakan komponen yang penting dimana sumber alam ini memberikan kebutuhan asasi bagi kehidupan. Seringkali karena meningkatnya kebutuhan akan hasil proyek pembangunan, keseimbangan ini bisa terganggu, dan terkadang bisa mambahayakan kehidupan masyarakat. Proses pembangunan mampunyai akibat yang lebih luas terhadap lingkungan hidup manusia, baik akibat langsung maupun akibat tidak langsung seperti pengurangan sumber kekayaan secara kualitatif maupun kuantitatif, pencemaran biologis, pencemaran kimiawi, gangguan fisik dan gangguan sosial budaya. Kerugian dan perubahan terhadap lingkungan perlu diperhitungkan dengan keuntungan yang diperkirakan akan diperoleh dari suatu proyek pembangunan. Kegiatan pembangunan baik berupa industri maupun bidang lain yang memperhatikan faktor perlindungan lingkungan hidup manusia. Pembangunan berwawasan lingkungan seperti pembangunan dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah satu penyebabnya. Terdapat tiga hal pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan. Pertama, konservasi untuk kelangsungan hidup bio-fisik. Kedua, pemerataan perdamaian dan keadilan untuk melaksanakan kehidupan sehari-hari dalam kebersamaan hidup. Ketiga, pembangunan ekonomi yang tepat. Pembangunan harus mengandung makna perkembangan dan perbaikan kualitas hidup masyarakat melalui keadilan. Berhasil atau tidaknya visi ini sangat tergantung pada misi pembangunan melalui strategi pembangunan yang dijalankan. Srategi pembangunan merupakan usaha untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam mendayagunakan sumber daya alam dengan segenap peluang serta kendalanya.
Permasalahan keterbatasan sumber daya alam dalam pembangunan seperti biologi lingkungan atau yang biasa dikenal dengan ekologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan. Ekologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan keadaan lingkungannya yang bersifat dinamis. Sebagaimana dijelaskan dalam uraian berikut. Bidang    kehutanan,    permasalahan    kerusakan    ekosistem  yang  masih  terus  dihadapi  terutama  disebabkan  oleh;  (1)  belum  mantapnya  penataan  kawasan  hutan  (termasuk  tata  ruang  hutan), (2) belum  terbentuknya  unit  pengelolaan  hutan  pada  seluruh  kawasan  hutan, (3)  pemanfaatan  hutan  yang  belum  berpihak  kepada  masyarakat, (4) pemanfaatan hutan yang masih bertumpu pada hasil hutan kayu, (5) pengawasan dan penegakan hukum terhadap   pelanggaran dan pengelolaan hutan yang masih lemah.  Bidang kelautan antara lain; (1) belum optimalnya pengelolaan wilayah pesisir, laut, pulau-pulau kecil secara terpadu, (2)  rusaknya  ekosistem  pesisir  dan  laut,  terutama  mangrove  dan  terumbu  karang, (3)  belum  optimalnya pengelolaan konservasi laut dan perairan umum, (4) belum optimalnya upaya   pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dari kegiatan pencurian ikan (illegal   fishing) pada beberapa kawasan yang dapat menyebabkan turunnya kemampuan regenerasi ikan. Permasalahan yang dihadapi pada bidang sumber daya energi, mineral, dan   pertambangan, antara lain ialah;  (1) penurunan cadangan minyak bumi secara alamiah  sekitar 5-11% pertahun karena mayoritas lapangan minyak (sekitar  90%) sudah tua  (mature)  serta belum ada temuan cadangan baru maupun belum dikembangkannya beberapa lapangan  minyak dan gas bumi baru yang antara lain mengakibatkan adanya kelangkaan pasokan gas    bumi untuk keperluan domestik pada daerah tertentu, (2) belum selesainya regulasi mineral, batu bara, panas bumi (RUU Mineral dan Batu Bara (Minerba),  RPP  Panas  Bumi  (Pabum),  dan  RPP  Air  Tanah . Permasalahan  yang  dihadapi  dalam  pengelolaan  lingkungan  hidup  adalah  selain  tidak  sebandingnya  laju  kerusakan  lingkungan  dengan  upaya  pelestarian  fungsi  lingkungan  yang  dilakukan,  juga  diperparah  dengan  fenomena  alam  yang  kurang  menguntungkan  akibat  permasalahan  lingkungan  global.   Persoalan   lingkungan  hidup  yang  masih  dihadapi  adalah; (1)  tingginya  tingkat  pencemaran   air, (2)   pencemaran   udara   di   kota-kota   besar, (3)   kerusakan habitat ekosistem pesisir dan laut yang semakin parah, (4) masih  adanya  praktik  kegiatan  pertambangan  yang  tidak  ramah  lingkungan, (5)   adanya   ancaman   terhadap   keanekaragaman   hayati.  Permasalahan  lingkungan  hidup  tersebut  telah  menurunkan  kualitas media lingkungan hutan, tanah, air tanah dan air permukaan, udara  dan  atmosfir,  pantai  dan  laut,  yang  berakibat  pada  penurunan  kualitas lingkungan sebagai penyangga kehidupan. 
Peran teknologi dalam pengelolaan sumber daya alam dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menekan dampaknya seminimal mungkin, antara lain; menjaga keserasian dan keseimbangan dengan lingkungan setempat, teknologi yang akan diterapkan hendaknya dapat mencegah timbulnya permasalahan di tempat itu, memanfaatkan seoptimal mungkin segala sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada. Dampaknya dalam pertama yaitu penyediaan pangan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui penerapan varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan pengairan. Namun di sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia. Kedua penyediaan Sandang Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, wol dan lain-lain Perkembangan teknologi material polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai bahan sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan sebagainya. Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-lain. Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya. Ketiga penyediaan papan dalam teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan seperti city planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan penduduk, awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial untuk mengatasi kekurangan kayu, untuk mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi gedung bertingkat, pembentukan pulau-pulau baru, bahkan tidak menutup kemungkinan pemukiman ruang angkasa. Keempat peningkatan kesehatan. Kelima penyediaan energi akan kebutuhan energi yang diperlukan.





Daftar Pustaka :